Jika Anda mendapatkan pertanyaan apa
itu Li Ion (Lithium Ion), apakah bermanfaat bagi Anda dan apa bahayanya?
Mungkin cukup banyak yang akan menggelengkan kepala.
Tidak tahu
atau tidak terlalu peduli. Namun Vaksincom menyarankan Anda untuk
sedikit mau tahu dan peduli karena Li Ion merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari diri Anda, setiap hari dibawa dan banyak yang tidak
bisa hidup tanpa Li Ion. Alasannya adalah karena Li Ion baterai isi
ulang yang digunakan oleh mayoritas telepon seluler, tablet dan laptop.
Setiap
tahun 2 miliar sel baterai Li Ion diproduksi. Li Ion digunakan karena
memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan lain seperti Ni Cd
(Nickel Cadmium) seperti memiliki kapasitas yang lebih besar, tidak ada
memory effect,
lebih bersahabat dengan lingkungan karena tidak mengandung bahan
beracun dibandingkan baterai lainnya dan masa penyimpanan daya yang
lebih lama.
Karena banyaknya keunggulan yang dimilikinya,
penggunaan baterai Li Ion ini sangat populer dan digunakan baik untuk
smartphone, tablet, laptop dampai mobil hybrid.
Namun, di balik
banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh Li Ion, terkandung potensi
bahaya yang cukup besar dan baterai Li Ion dapat membahayakan pemakainya
karena mengandung bahan yang mudah terbakar dan bertekanan tinggi.
Hal
yang sering dilihat dan bikin heran adalah, banyak pengguna takut
memangku laptop karena panas berlebih yang bisa menyebabkan bagian tubuh
tertentu melepuh. Di sisi lain, mereka tenang-tenang saja saat
melakukan pembicaraan dengan ponsel, sembari melakukan pengisian daya
(charger), baik dari sumber daya listrik atau portable charger.
Ada baiknya mengubah kebiasaan itu, khususnya dalam menangani perangkat elektronik yang sedang diisi dayanya (charging).
Lithium Ion dan Bahayanya
Lithium Ion adalah umum dalam barang-barang elektronik konsumer dan jenis baterai isi ulang (
rechargeable)
paling populer pada alat elektronik portabel. Penyebab utamanya adalah
karena keunggulan yang dimiliki oleh Lithium Ion dibandingkan baterai
lainnya:
-. Memiliki densitas energi terbaik dibandingkan baterai lainnya.
-. Tidak ada
memory effect seperti yang dialami oleh baterai berbasis Nickel.
-. Tingkat kehilangan daya yang kecil jika disimpan untuk jangka waktu lama.
-. Tidak mengandung bahan beracun seperti timah, merkuri atau kadmium yang berbahaya bagi lingkungan.
Karena
tuntutan konsumen atas baterai yang makin kecil dengan daya yang makin
tinggi, maka proses produksi Li Ion mengalami penyesuaian sehingga
kemampuan baterai Li Ion pada saat ini meningkat dua kali lipat
dibandingkan pada saat pertama kali diperkenalkan oleh Sony pada tahun
1991.
Namun hal ini mengandung konsekuensi lain dimana efisiensi
ini dicapai dengan bahan pembatas baterai yang makin tipis dimana
proses pembuatan baterai harus dilakukan dengan sempurna dan jika
terjadi intrusi oleh debu metalik akan menyebabkan baterai meledak.
Selain
itu, Li Ion juga rentan terhadap thermal runaway, suatu proses
peningkatan suhu yang luarbiasa sampai mencapai titik leleh Lithium jika
suhu baterai mencapai satu suhu tertentu (130 derajat Celcius).
Thermal
runaway ini dapat terjadi karena penanganan baterai yang tidak baik
atau karena cacat pada proses manufaktur dan akumulasi partikel mikro
pada baterai cacat produksi pada saat pengisian baterai yang akan memicu
reaksi terbakarnya baterai.
Selain itu, sel baterai juga bisa
meledak jika sistem ventilasi pengaman tidak berjalan dengan baik. Kasus
baterai yang meledak bukan tidak mungkin terjadi dan banyak produsen
elektronik seperti Apple, HP, Toshiba, Lenovo dan Sony melakukan recall
besar-besaran atas produk mereka karena bahaya baterai Li Ion yang
meledak.
Dalam dunia penerbangan, kasus kebakaran yang terjadi
pada pesawat kargo UPS yang membawa paket baterai Li Ion menyebabkan dua
pilotnya meninggal 3 September 2010 menyebabkan IATA memberlakukan
aturan baru dalam pembatasan membawa kargo baterai.
Namun, Anda
jangan lantas buru-buru meninggalkan smartphone atau laptop, karena
produsen baterai Lithium Ion sebenarnya sudah menyadari bahaya baterai
ini dan melakukan langkah-langkah preventif pengamanan dalam proses
manufaktur baterai Li Ion seperti:
-. Membatasi jumlah material aktif untuk mencapai perbandingan terbaik antara densitas energi dengan keamanan.
-. Menerapkan mekanisme pengamanan antar sel.
-. Tambahan sirkuit pengaman elektronik pada baterai.
Sebagai
catatan, sekalipun proses manufakturing dan pengamanan baterai yang
sangat ketat sudah dilakukan, hal ini hanya efektif jika ancaman datang
dari luar, seperti korsleting atau charger yang bermasalah.
Dalam
kasus ini, baterai Li Ion akan mematikan dirinya jika terjadi
korsleting. Namun, jika terjadi cacat produksi, dimana ada partikel
metal terkandung pada baterai dalam proses produksi, pengamanan yang
dilakukan tadi di atas tidak akan ada gunanya dan thermal runaway akan
tetap terjadi.
Risiko Sebenarnya dan Menyikapinya
Setelah
melihat kegunaan, bahaya dan langkah pengamanan produksi yang dilakukan
oleh produsen baterai Li Ion, tentunya kita tidak bisa serta merta
memvonis kalau Li Lion itu berbahaya dan berpindah ke lain hati, karena
kenyataannya Li Ion merupakan satu-satunya baterai isi ulang yang
memiliki banyak keunggulan dibandingkan baterai lainnya dan
hitung-hitungan risikonya lebih kecil dibandingkan manfaat yang
diberikan.
Dengan catatan, asalkan proses manufakturnya dilakukan
dengan baik dan penggunanya tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan
bahaya yang disebabkan oleh baterai Li Ion.
Salah satu hal yang
menjadi kekhawatiran adalah produsen yang mengutamakan harga murah,
kecenderungan yang akan terjadi adalah standar pengamanan yang tinggi
akan diturunkan demi persaingan dengan merek yang lebih terkenal.
Sebaiknya memilih baterai dari produsen yang lebih Anda kenal daripada
asal pilih yang murah saja.
Jika baterai Li Ion yang Anda beli
diproduksi dengan benar oleh manufaktur baterai yang mengikuti proses
manufaktur baterai, maka risiko kegagalan Li Ion sangat kecil, 1 :
10.000.000. Karena itulah pemilihan vendor pembuat baterai yang
terpercaya merupakan salah satu hal yang perlu Anda perhatikan dalam
menggunakan baterai Li Ion ini.
Jika Anda membeli perangkat
elektronik dari vendor terpercaya dan terkenal kemungkinan hal ini sudah
dipertimbangkan oleh pemilik merek. Namun satu hal yang harus Anda
perhatikan adalah ketika membeli aksesoris khususnya baterai seperti
baterai ponsel cadangan atau portable charger.
Pastikan kalau
baterai yang Anda beli dijual oleh produsen yang menjalankan proses
manufaktur yang baik, lebih baik lagi kalau Anda bisa mengetahui merek
dari sel baterai yang digunakan dan keaslian baterai.
Tidak ada
cara mendeteksi cacat produksi karena partikel metalik yang terkandung
dalam cacat produksi dalam baterai cacat produksi yang menyebabkan
Thermal runaway sangat kecil dan tidak kasat mata.
Yang dapat
Anda lakukan adalah ekstra hati-hati dalam penanganan baterai, khususnya
ketika sedang diisi ulang. Jangan simpan ponsel yang sedang diisi ulang
dekat bahan yang mudah terbakar seperti dekat buku, kasur, bantal
apalagi dekat kepala, meskipun Anda sedang menunggu pesan dan panggilan
yang masuk.
Di bawah ini beberapa tips dari Vaksincom untuk menangani baterai smartphone, tablet dan notebook Anda dengan baik :
-. Jangan melakukan charging di dekat bahan yang mudah terbakar, seperti kasur / ranjang, apalagi bensin.
-.
Hindari menelepon ketika sedang di-charge, kalau terpaksa selalu
waspada dengan perubahan suhu tinggi yang cepat dan segera jauhkan dari
anggota badan anda (dan orang lain) jika terjadi.
-. Jika
merasakan panas berlebih pada perangkat khususnya ketika sedang di
charge, segera lepaskan perangkat dari charger dari listrik kalau tidak
memungkinkan, menjauh dari perangkat Anda.
-. Berbeda dengan
Nickel based battery, Li Ion tidak memiliki memory effect dan justru
akan memperpendek usia baterai jika digunakan sampai habis (discharge /
deep discharge). Segera charge baterai Anda jika sudah mencapai daya
25%. Dalam kasus tertentu, deep discharge bisa menyebabkan short
circiut.\
-. Jangan pernah menyimpan peralatan elektronik pada
paparan panas tinggi seperti dashboard mobil yang terpapar sinar
matahari atau terkena paparan langsung sinar matahari.
-. Hindari
menggunakan charger non standar yang tidak sesuai spesifikasi kecuali
Anda mengerti dengan baik daya yang dihasilkan oleh charger tersebut
cocok dengan perangkat Anda. Penggunaan charger non standar bisa
mengakibatkan rusaknya rangkaian pengaman baterai.
-. Fast
charger dengan voltase tinggi memperpendek umur baterai anda. Charger
dengan voltase terlalu tinggi (> 4,2 V/cell) dapat merusak baterai
dan berbahaya.
Sumber: http://inet.detik.com/read/2013/07/31/122041/2319943/398/bahaya-baterai-lithium-ion?i992205kol